Banjaran Cerita Pandawa (3)
3.Kakawin Parthayana atau Subhadrawiwaha (anonim)
Ringkasan isi cerita ‘Parthayana’ atau ‘Subhadrawiwaha’ sebagai berikut:
Arjuna bertemu Ulupuy di hulu sungai Gangga. Setelah lewat pembicaraan panjang, Arjuna memperisteri Ulupuy putri raja Korawa. Arjuna meninggalkan Ulupuy meneruskan perjalanan. Sewaktu tiba di permandian Swabhadra, Arjuna diserang oleh seekor buaya. Buaya itu dibunuh, lalu berubah menjadi bidadari. Atas permintaan bidadari itu Arjuna juga membebaskan empat bidadari lainnya. Sang bidadari menyarankan agar Arjuna pergi ke negara Mayura. Arjuna pun pergi ke Mayura, dan diterima oleh raja Citradahana. Arjuna diambil menantu oleh raja itu, dikawinkan dengan Citragandha. Arjuna dan Citragandha dikaruniai anak bernama Wabhruwahana yang kelak akan mewarisi kerajaan Mayura.
Arjuna melanjutkan perjalanan, tiba di tepi sungai Saraswati. Para Yadu mengadakan pesta. Oleh Kresna, Samba disuruh mengundang Arjuna. Arjuna menghadiri pesta bersama Kresna. Arjuna tertarik kecantikan Subhadra. Kresna mengetahui, lalu menyetujui bila Arjuna cinta dan mau melarikan Subhadra. Arjuna membawa lari Subhadra. Baladewa dan para Yadu marah, merasa dihina oleh Arjuna. Kresna menyadarkan mereka. Akhirnya Arjuna berhasil memperisteri Subhadra, lalu memboyongnya ke Indraprastha.
(Sumber Cerita: Naskah Kirtya Nomor 141)
4. Kakawin Bharatayudha
Kakawin Bharatayudha dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada jaman Jayabhaya. Isi ringkas cerita Bharatayudha sebagai berikut:
Kresna mewakili Pandawa datang di Hastina (Gajahwaya) untuk merundingkan pembagian kerajaan. Raja Dhrtarastra bersiap-siap dan menghias istana untuk menyambut kedatangan tamu.
Kresna datang di Hastina. Jamuan makan telah siap, tetapi Kresna tidak mau dijamu sebelum selesai perundingan.
Kresna mengunjungi Kunti, ibu para Pandhawa. Kunti menjadi sedih, dan teringat putra-putranya yang dibuang ke hutan. Kresna menghibur Kunti, lalu pergi menemui Widura. Duryodhana berunding dengan Sengkuni, Dussasana dan Karna. Mereka memandang Kresna sebagai musuh. Kresna diterima oleh Duryodhana di bangsal agung. Kresna minta agar perselisihan Korawa dan Pandawa diselesaikan dengan damai, negara Hastina dibagi dua. Dhrtarastra, para resi, Drona dan Bhisma menyetujui usul itu. Namun Duryodhana bersama keluarga Korawa menolak, dan akan membunuh Kresna. Mengetahui rencana Duryodhana dan para Korawa, Kresna segera meninggalkan bangsal agung. Kresna marah, lalu triwikrama, menampakkan diri sebagai Wisnu yang dahsyat dan menakutkan. Para Korawa ketakutan. Mereka memuja-muja agar tidak membinasakan keluarga Korawa. Kalau Korawa musnah, tidak akan terjadi perang. Jika demikian Bhima dan Dropadi tidak jadi membalas dendam.
Kresna meninggalkan Hastina, berpesan kepada Kunti agar yang telibat dalam perang bersikap jujur dan berjiwa kesatria, dan mau berkorban jiwa. Karna mengantar kepergian Kresna dari Hastina. Kresna dan Kunti minta agar Karna berpihak kepada Pandawa tetapi Karna tidak menerima bujukan mereka berdua.
Para Pandawa bersiap-siap untuk berperang. Mereka mendirikan perkemahan di Kurusetra. Widura dan Kunti mengunjungi perkemahan Pandhawa. Mereka mengangkat Sweta menjadi panglima tertinggi.
Korawa ikut bersiap-siap untuk berperang. Bhisma diangkat menjadi senopati. Pandawa dan Korawa mengumumkan perang dan mereka akan menaati peraturan perang.
Arjuna berkeberatan dan sedih hatinya, sebab harus berperang melawan saudara. Kresna memperingatkan Arjuna, bahwa perang adalah salah satu tugas dari ksatria.
Yudhisthira maju ke depan, saudara-saudaranya mengikuti dari belakang. Mereka menemui Korawa, lalu menghormat kepada bekas guru, terutama Bhisma, Krpa, Salya dan Drona. Mereka meminta maaf, karena terpaksa melawan pinisepuh yang seharusnya mereka hormati. Para guru meramal, bahwa Pandawa akan menang perang.
Pertempuran mulai, hebat pertempuran mereka. Dua putra raja Wirata gugur. Sweta membela kematian dua adiknya. Bhisma berhasil menghentikan perlawanan Sweta. Sweta dapat dibunuhnya. Raja Wiratha meratapi kematian tiga putranya.
Dhrtadyumna diangkat menjadi panglima menggantikan Sweta. Bhisma hebat memimpin pertempuran. Kresna akan melemparkan cakra, tetapi ditahan oleh Arjuna. Bhisma menyuruh agar Yudhisthira tampil ke medan perang, ia tidak akan melawan. Arjuna disuruh melawan Bhisma bersama Srikandi. Bhisma dihujani anak panah dan gugur di medan perang. Para Korawa mengerumuni jenasah Bhisma. Para Pandawa datang menghormat. Bhisma menghormat dengan hati ragu-ragu. Anak panah menopang bingkai Bhisma, sehingga tubuhnya tidak melekat di bumi. Dengan tenang Bhisma menanti kematiannya.
Prajurit Korawa dipimpin oleh Drona. Drona diangkat menjadi panglima. Mulailah pertempuran lagi. Bhogadata dapat ditewaskan oleh Arjuna. Drona berusaha menangkap Yudhisthira bila ia lepas dari pengawasan Bhima dan Arjuna. Ketika Korawa datang menyerang, Abhimanyu menembus barisan, dan ingin mendapatkan Doryudhana.
Para Pandawa tidak dapat mengawal Abhimanyu, karena Jayadrata berhasil menahan mereka. Abhimanyu dikerumuni Subhadra, Yudhisthira, kedua pamannya, Uttari dan Ksiti Sundari. Mereka meratapi kematian Abhimanyu. Arjuna dan Bhima datang kemudian. Mereka menjadi sedih, lalu ingin memperoleh kematian di medan pertempuran. Kresna menghalang-halangi kehendak mereka berdua.
Setelah mereka tahu bahwa kematian Abhimanyu karena Jayadratha, Arjuna ingin membalas kematian anaknya.
Jenasah Abhimanyu diperabukan, Ksiti Sundari mengikuti kematian suaminya. Sedangkan Uttari menanti kelahiran anaknya yang masih dalam kandungan.
Pertempuran berlangsung lagi. Arjuna menghancurkan kereta Doryudhana. Satyaki dan Bhima berhasil membunuh banyak keluarga Korawa. Bhurisrawa terkena panah Arjuna, lalu ditewaskan oleh Satyaki. Para Pandawa kelelahan, Kresna menolong mereka, dengan cara menutup matahari dengan awan. Korawa mengira hari telah malam, mereka berhenti menyerang Pandawa. Arjuna naik di atas kereta dan berhasil membunuh Jayadratha. Duryodhana menuduh Drona yang bersalah atas kematian Jayadratha, karena Drona menghalang-halangi ketika Jayadratha akan pulang. Karna bersedia mengganti kedudukan Jayadratha. Pratipeya atau Somadatta, ayah Bhurisrawa hendak membunuh Satyaki, tetapi ia terbunuh oleh Bhima.
R.S. Subalidinata (Artikel ini diambil dari http://wayang.wordpress.com/2010/03/07/banjaran-cerita-pandawa-3/).